Thursday, September 26, 2013

Maluku, Penghasil Pesepakbola Kelas Dunia*

Hadirnya Belanda di tanah Maluku bukan hanya melahirkan penjajahan sistemik, siasat, dan tindakan brutal lainnya. Namun, menetapnya Belanda selama beratus tahun di negeri penghasil rempah ini memberikan pengaruh positif yang bisa kita rasakan sebagai warga Indonesia hingga kini. Pengaruh yang paling nyata ialah munculnya pesepakbola kelas dunia yang mengaku berasal dari tanah Maluku.
Kita bisa menemukannya bila menonton pertandingan sepakbola di stasiun televisi. Apalagi bila yang dipertandingkan adalah duel antar-klub atau antar-negara yang tersohor. Lewat pemandu acara, setidaknya kita bisa menemukan beberapa pemain keturunan asal Indonesia. Bukan satu-dua pemain, melainkan cukup banyak. Ada pemain yang berlevel kelas dunia dan ada juga yang biasa-biasa saja.
Kekaguman kita sebagai rakyat Indonesia memuncak tatkala menyaksikan pertandingan sepakbola antar negara-negara dunia, khususnya di daratan Eropa. Mulai dari friendly match, kejuaran Eropa (Euro) hingga Piala Dunia. Dari situ kita bisa menemukan pemain-pemain berwajah orientalis-Indo. Dan benar saja diantara mereka banyak yang mengaku berdarah Maluku.
Sebut sajapemain sekaliber Johnny Heitinga dan Nigel de Jong, pria kelahiran Belanda yang kini bermain di Liga Inggris dan tim nasional (timnas) Belanda. Selain itu, Demy De Zeeuw, pemain yang bersinar bersama timnas Belanda dan klub asal Belanda, Ajak Amsterdam. Jauh sebelumnya kita mengenal nama-nama seperti Mark van Bommel, Denny Landzaat dan Roy Makaay, yang kini sudah pensiun dari dunia sepakbola. Hingga nama yang paling tenar, pemain sekelas, Giovanni van Bronckhoorst, pun berasal dari Maluku.
Uniknya mereka mempunyai benih darah yang serupa, yakni dari Maluku. Kebanyakan Ibu mereka berasal dari Kepulauan Rempah ini. Dan menariknya lagi mereka semua itu berasal dari negara yang sama, yakni Netherlands (Belanda) –negara yang pernah berkuasa lama di Indonesia, terutama di Maluku.
Maka tak heran tampilnya timnas sepakbola Belanda di setiap laga internasional dipastikan selalu ada pemain keturunan Maluku. Karna itu Maluku disebut sebagai “Belandanya versi hitam”. Dan dari semua pemain keturunan Maluku, hingga kini, belum ada yang bisa melebihi prestasi tertinggi dari pemain sekelas Giovanni van Bronckhoorst sebab dialah kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2010 dan membawa Belanda merebut juara kedua (runner-up). Satu hal yang patut kitabanggakan sebagai orang Indonesia.
Ini pula yang dirasakan oleh masyarakat Maluku meski dahulu nenek moyang mereka merasakan perihnya kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Namun karna adanya perkawinan silang dengan penduduk setempat serta banyaknya rakyat Maluku yang bergabung sebagai anggota tentara Hindia-Belanda (KNIL), yang dalam perjalanannya sebagian dari mereka menetap di Belanda. Dari cara itulah embrio etnis Maluku hadir di Belanda. Yang kemudian melahirkan wajah-wajah peranakan, diantaranya ada yang menjadi pesepakbola handal. Tentu sangat mengharumkan wajah Indonesia di panggung dunia.
Mungkin bukan tahun-tahun ini saja pemain peranakan Maluku dikenal oleh dunia. Namun bila ditelusuri jauh kebelakang, keterlibatan orang-orang Maluku sebenarnya sudah ada sejak Piala Dunia pertama tahun 1938. Ketika itu kesebelasan Hindia-Belanda membawa nama Kerajaan Belanda, bukan Indonesia. Sebab ketika itu Belanda masih punya pengaruh kuat di Indonesia.
Dari daftar pemain Hindia-Belanda di Piala Dunia 1938, terseliplah beberapa pemain Maluku seperti Hans Taihuttu, Frederik Hukom dan Tjaak Pattiwael. Ketiga pemain Maluku ini berbaur bersama pemain dari Jawa (Nawir dan Suvarte Soedermadji), Tionghoa (Tan Djien, Bing Mo Heng, Tan Se Han dan Tan Mo Heng) serta pemain asli Belanda seperti Beuzekom dan Henk Sommers. Dari sinilah kita bisa menarik kesimpulan bahwa orang Maluku (Indonesia) pernah bermain di Piala Dunia.
Kemudian, berbagai media mengabarkan bahwa kini di kompetisi sepakbola domestik Belanda, Ere Divisie Belanda, bahkan sudah melahirkan lagi talenta-talenta baru asal Maluku yang sudah menunjukkan tanda-tanda menjadi pemain bintang di masa mendatang.
Dengan demikian, dari dunia sepakbolalah hubungan emosional Belanda-Maluku melekat begitu kental. Kualitas pemain berdarah Maluku tak kalah hebatnya dengan pemain mancanegara lainnya. Dari sederet pemain asal Maluku yang ditampilkan di atas adalah nama-nama mentereng yang dikenal oleh warga dunia. Yang tercatat sebagai pemain-pemain kelas dunia.
Bahkan, beberapa waktu lalu, pemain-pemain keturunan Maluku itu pernah datang ke Indonesia dan dengan bangga mengakui bahwa “saya berdarah Maluku”, “leluhur saya berasal dari Maluku”. Mungkin itulah wujud dari kecintaan mereka terhadap tanah leluhurnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Maluku sudah melangkah lebih maju dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Sebab dari sinilah produk pesepakbola kelas dunia bermunculan. Dan fakta itu tak bisa digugat.


*Penulis adalah penganggum Maluku

No comments:

Post a Comment