Hadirnya Belanda di tanah Maluku bukan hanya melahirkan penjajahan sistemik,
siasat, dan tindakan brutal lainnya. Namun,
menetapnya Belanda selama beratus tahun di negeri penghasil rempah ini
memberikan pengaruh positif yang bisa kita rasakan sebagai warga Indonesia hingga
kini. Pengaruh yang paling nyata ialah munculnya pesepakbola kelas dunia yang
mengaku berasal dari tanah Maluku.
Kita
bisa menemukannya bila menonton pertandingan sepakbola di stasiun televisi.
Apalagi bila yang dipertandingkan adalah duel antar-klub atau antar-negara yang
tersohor. Lewat pemandu acara, setidaknya kita bisa menemukan beberapa pemain
keturunan asal Indonesia. Bukan satu-dua pemain, melainkan cukup banyak. Ada
pemain yang berlevel kelas dunia dan ada juga yang biasa-biasa saja.
Kekaguman
kita sebagai rakyat Indonesia memuncak tatkala menyaksikan pertandingan
sepakbola antar negara-negara dunia, khususnya di daratan Eropa. Mulai dari friendly match, kejuaran Eropa (Euro) hingga Piala Dunia. Dari situ
kita bisa menemukan pemain-pemain berwajah orientalis-Indo. Dan benar saja
diantara mereka banyak yang mengaku berdarah Maluku.
Sebut
sajapemain sekaliber Johnny Heitinga dan Nigel de Jong, pria kelahiran Belanda
yang kini bermain di Liga Inggris dan tim nasional (timnas) Belanda. Selain
itu, Demy De Zeeuw, pemain yang bersinar bersama timnas Belanda dan klub asal
Belanda, Ajak Amsterdam. Jauh sebelumnya kita mengenal nama-nama seperti Mark
van Bommel, Denny Landzaat dan Roy Makaay, yang kini sudah pensiun dari dunia
sepakbola. Hingga nama yang paling tenar, pemain sekelas, Giovanni van
Bronckhoorst, pun berasal dari Maluku.
Uniknya
mereka mempunyai benih darah yang serupa, yakni dari Maluku. Kebanyakan Ibu
mereka berasal dari Kepulauan Rempah ini. Dan menariknya lagi mereka semua itu
berasal dari negara yang sama, yakni Netherlands (Belanda) –negara yang pernah
berkuasa lama di Indonesia, terutama di Maluku.
Maka
tak heran tampilnya timnas sepakbola Belanda di setiap laga internasional
dipastikan selalu ada pemain keturunan Maluku. Karna itu Maluku disebut sebagai
“Belandanya versi hitam”. Dan dari semua pemain keturunan Maluku, hingga kini,
belum ada yang bisa melebihi prestasi tertinggi dari pemain sekelas Giovanni
van Bronckhoorst sebab dialah kapten timnas Belanda di Piala Dunia 2010 dan
membawa Belanda merebut juara kedua (runner-up).
Satu hal yang patut kitabanggakan sebagai orang Indonesia.
Ini
pula yang dirasakan oleh masyarakat Maluku meski dahulu nenek moyang mereka
merasakan perihnya kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Namun
karna adanya perkawinan silang dengan penduduk setempat serta banyaknya rakyat
Maluku yang bergabung sebagai anggota tentara Hindia-Belanda (KNIL), yang dalam
perjalanannya sebagian dari mereka menetap di Belanda. Dari cara itulah embrio
etnis Maluku hadir di Belanda. Yang kemudian melahirkan wajah-wajah peranakan, diantaranya
ada yang menjadi pesepakbola handal. Tentu sangat mengharumkan wajah Indonesia
di panggung dunia.
Mungkin
bukan tahun-tahun ini saja pemain peranakan Maluku dikenal oleh dunia. Namun
bila ditelusuri jauh kebelakang, keterlibatan orang-orang Maluku
sebenarnya sudah ada sejak Piala Dunia pertama tahun 1938. Ketika
itu kesebelasan Hindia-Belanda membawa nama Kerajaan Belanda, bukan Indonesia.
Sebab ketika itu Belanda masih punya pengaruh kuat di Indonesia.
Dari daftar pemain Hindia-Belanda di Piala Dunia 1938,
terseliplah beberapa pemain Maluku seperti Hans Taihuttu, Frederik Hukom
dan Tjaak Pattiwael. Ketiga pemain Maluku ini berbaur bersama pemain dari Jawa
(Nawir dan Suvarte Soedermadji), Tionghoa (Tan Djien, Bing Mo Heng, Tan Se Han
dan Tan Mo Heng) serta pemain asli Belanda seperti Beuzekom dan Henk Sommers.
Dari sinilah kita bisa menarik kesimpulan bahwa orang Maluku (Indonesia) pernah
bermain di Piala Dunia.
Kemudian, berbagai media mengabarkan bahwa kini di
kompetisi sepakbola domestik Belanda, Ere
Divisie Belanda, bahkan sudah melahirkan lagi talenta-talenta baru asal
Maluku yang sudah menunjukkan tanda-tanda menjadi pemain bintang di masa
mendatang.
Dengan demikian, dari dunia sepakbolalah
hubungan emosional Belanda-Maluku melekat begitu kental. Kualitas pemain
berdarah Maluku tak kalah hebatnya dengan pemain mancanegara lainnya. Dari
sederet pemain asal Maluku yang ditampilkan di atas adalah nama-nama mentereng
yang dikenal oleh warga dunia. Yang tercatat sebagai pemain-pemain kelas dunia.
Bahkan, beberapa waktu lalu, pemain-pemain
keturunan Maluku itu pernah datang ke Indonesia dan dengan bangga mengakui
bahwa “saya berdarah Maluku”, “leluhur saya berasal dari Maluku”. Mungkin
itulah wujud dari kecintaan mereka terhadap tanah leluhurnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Maluku sudah
melangkah lebih maju dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Sebab dari sinilah produk pesepakbola kelas dunia bermunculan. Dan fakta itu tak
bisa digugat.
*Penulis adalah penganggum Maluku
No comments:
Post a Comment